Sabtu, 03 November 2012

QURBAN UNTUK EMAK ( Renungan Idul Adha)

Seorang pedagang hewan qurban berkisah
tentang pengalamannya: seorang ibu datang
memperhatikan dagangan saya dilihat dari
penampilannya sepertinya tidak akan mampu
membelinya namun tetap saya hampiri dan
menawarkan kepadanya '' silahkan Bu... '',
lantas ibu itu menunjukan salah satu kambing
termurah sambil bertanya '' kalau yang itu berapa pak ? ''

'' Yang itu 700 ribu bu'', jawab saya  '' Harga pasnya 
berapa? '', tanya kembali si ibu '' 600 deh , harga segitu 
untung saya kecil tapi biarlah. '' tapi uang saya hanya 500
ribu boleh ya pak? '' waduh saya bingung karena itu modal nya
akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya   
diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.

Saya pun mengantarkan hewan qurban tersebut sampai dirumahnya
begitu tiba sampai dirumahnya '' Astaghfirullah..... Allahu Akbar ...
terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.

Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya 
dirumah gubuk berlantai tanah tersebut. saya tidak melihat tempat tidur
kasur, kursi ruang tamu apa lagi perabot mewah dan barang barang elektronik
yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan batal lusuh.

Di atas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus '' Mak bangun mak, nih
lihat saya bawa apa ? kata ibu itu pada nenek itu yang sedang rebahan
sampai akhirnya terbangun. '' Mak, saya sudah belikan emak kambing 
buat qurban, nanti kita antar ke masjid  ya Mak.....'', kata ibu itu dengan
penuh kegembiraan.

Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus
kambing, nenek itu berucap '' Alhamdulillah '' akhirnya kesampain juga
kalau kalau emak mau berqurban.

Ni pak uangnya, maafnya pak kalau saya menawar kemurahan  
karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja 
mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan di niatkan 
buat qurban atas nama ibu saya........'', kata ibu itu.

Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata
saya berdoa '' Ya Allah.. ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan
dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini seorang yang miskin harta
namun kekayaan Imannya begitu luar biasa ''.

Pak ini ongkos kendaraannya....'', panggil ibu itu '' sudah bu biar 
ongkos kendaraan saya yang bayar  kata saya.

Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah 
karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah
mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran
ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuaNya.

Untuk mulia ternyata  tak perlu harta berlimpah , jabatan tinggi 
apalagi kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk
menggapai kemuliaan hidup, Berapa banyak diantara kita yang di
berikecukupan penghasilan namun masih saja ada keanganan 
untuk berqurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan
tas, ataupun aksesoris yang menempel pada tubuh kita harganya 
lebih jauh mahal dibandingkan dengan seekor hewan qurban,
Namun selalu kita sembunyi di balik kata tidak mampu atau 
di anggarkan.